TIMES TEGAL, JAKARTA – Keluarga kerajaan Qatar akan hadiahkan pesawat jumbo mewah Boeing 747-8 komersial senilai $400 juta atau setara Rp 6,6 triliun kepada pemerintahan Donald Trump yang akan diproyeksikan sebagai Air Force One.
"Trump diperkirakan akan membahas pengaturan untuk pesawat tersebut selama kunjungannya ke Qatar minggu ini," kata seorang sumber seperti dilansir NBC News.
Menurut empat sumber yang mengetahui rencana tersebut, pesawat jet jumbo Boeing 747-8 supermewah dari keluarga kerajaan Qatar itu sebagai hadiah untuk digunakan oleh Presiden Donald Trump sebagai pesawat Air Force One baru untuk perjalanan kepresidenan hingga sesaat sebelum Trump meninggalkan jabatannya.
Dua sumber juga mengonfirmasi bahwa kepemilikan pesawat itu akan dialihkan ke Yayasan Perpustakaan Kepresidenan Trump setelah presiden mengakhiri masa jabatan keduanya nanti.
Salah satu sumber menyebutkan, pengaturan tersebut akan dilakukan sesuai dengan hukum AS dan internasional, dengan tetap memperhatikan aturan etika.
Pejabat tersebut mengatakan akan butuh waktu untuk mengirimkan pesawat tersebut kepada Trump, tetapi presiden akan membahas pengaturan tersebut selama kunjungannya ke Qatar minggu ini.
Sumber lain mengatakan bahwa ide menghadiahkan pesawat khusus ini kepada Trump telah dibahas selama beberapa waktu dan ketika tawaran resmi diajukan baru-baru ini, presiden dengan senang hati menerimanya.
Menanggapi pertanyaan tentang Qatar yang akan menghadiahkan pesawat itu kepada Trump, sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan hadiah dari pemerintah asing diterima sesuai hukum.
"Setiap hadiah yang diberikan oleh pemerintah asing selalu diterima dengan mematuhi semua hukum yang berlaku," kata Leavitt. "Pemerintahan Presiden Trump berkomitmen untuk bersikap transparan sepenuhnya," tambahnya.
Tidak Akurat
Seorang pejabat Gedung Putih membenarkan Qatar memang telah menawarkan untuk menyumbangkan sebuah pesawat kepada Departemen Pertahanan. Tetapi hadiah itu tidak akan diberikan atau diterima minggu ini saat Trump berada di Qatar.
Seorang juru bicara resmi pemerintah Qatar juga membantah beberapa pernyataan pejabat AS mengenai transaksi yang akan datang tersebut. "Laporan bahwa Qatar akan menghadiahkan sebuah jet kepada pemerintah Amerika Serikat selama kunjungan Presiden Trump mendatang itu tidak akurat," kata jubir itu.
Sementara itu atase media Qatar di AS, Ali Al-Ansari, menambahkan dalam sebuah pernyataan, kemungkinan pengalihan pesawat untuk penggunaan sementara sebagai Air Force One saat ini sedang dipertimbangkan antara Kementerian Pertahanan Qatar dan Departemen Pertahanan AS.
"Tetapi masalah tersebut masih dalam peninjauan oleh departemen hukum masing-masing, dan belum ada keputusan yang diambil," katanya.
Partai Demokrat mengkritik pemerintahan Trump di tengah laporan tentang rencana mereka untuk menerima pesawat, dengan mengatakan bahwa hadiah sebesar ini memerlukan persetujuan kongres.
"Trump harus meminta persetujuan Kongres untuk menerima hadiah senilai $400 juta dari Qatar," tulis Jamie Raskin D-Md, Demokrat teratas di Komite Kehakiman DPR, dalam sebuah postingan di X.
"Konstitusi sangat jelas: tidak ada hadiah "dalam bentuk apa pun" dari negara asing tanpa izin Kongres. Hadiah yang anda gunakan selama empat tahun dan kemudian simpan di perpustakaan anda tetap merupakan hadiah (dan penipuan)," tulisnya.
Pemimpin Minoritas Senat, Chuck Schumer juga mengecam Trump, menyebut pesawat itu sebagai contoh "pengaruh asing."
"Tidak ada yang mengatakan 'America First' seperti Air Force One, yang dipersembahkan oleh Qatar. Ini bukan sekadar suap, ini pengaruh asing premium dengan ruang gerak ekstra," tulis Schumer, DN.Y. dalam sebuah posting di X.
Senator Bernie Sanders, I-Vt., bahkan lebih jauh lagi, menyebut tindakan tersebut korup dan "inkonstitusional."
"Saya tidak tahu siapa yang harus mendengar ini. Tetapi tidak, Donald Trump tidak bisa menerima istana terbang senilai $400 juta dari keluarga kerajaan Qatar. Ini bukan hanya tindakan korup yang menggelikan, tetapi juga jelas-jelas tidak konstitusional," tulis Sanders
Berita tentang pesawat itu muncul menjelang perjalanan luar negeri pertama presiden Donald Trump dalam masa jabatan keduanya, dimana ia akan melakukan perjalanan ke Arab Saudi minggu ini dan juga singgah di Uni Emirat Arab dan Qatar.
Menurut dua pejabat AS, saat berada di Qatar, Trump diperkirakan akan menyampaikan pidato dan kemudian berbicara dengan pasukan Amerika di Pangkalan Udara Al Udeid.
Menteri Pertahanan Pete Hegseth diperkirakan akan menemani Trump selama kunjungannya di pangkalan tersebut.
Ini adalah kedua kalinya Donald Trump memutuskan untuk mengunjungi Arab Saudi dalam perjalanan luar negeri pertamanya. Ia memilih negara yang sama sebagai tempat persinggahan pertamanya pada tahun 2017, selama masa jabatan pertamanya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Qatar Siap Hadiahkan Pesawat Super Mewah Sebagai Air Force One bagi Donald Trump
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Ronny Wicaksono |