TIMES TEGAL, TEGAL – Pagi langit Desa Batuagung, Kabupaten Tegal, Rabu 8 Oktober 2025 tampak cerah meski kala itu terik matahari mulai menyengat tubuh dengan garangnya.

Namun, cuaca bukan penghalang bagi ratusan warga di Desa Batuagung untuk berkumpul di lapangan sepak bola desa. Mereka datang bukan untuk menyaksikan pertandingan, tapi untuk bertemu dengan pemimpin daerah mereka, yaitu Bupati Tegal Ischak Maulana Rohman.

Kedatangan Bupati Ischak Maulana ini ke Desa Batuagung Kecamatan Balapulang ini merupakan bagian dari program Tilik Desa, sebuah inisiatif dari Pemerintah Kabupaten Tegal yang bertujuan untuk mendekatkan pelayanan ke masyarakat dan menyerap langsung aspirasi warga.

Bagi warga Desa Batuagung, hari itu terasa istimewa. Setelah sekian lama menghadapi berbagai persoalan tanpa solusi nyata dan mereka akhirnya bisa menyuarakan keluh kesah mereka langsung ke orang nomor satu di kabupaten Tegal.

Dalam sesi dialog terbuka, seorang pria paruh baya yang juga sebagai perangkat desa mengangkat tangan dan berbicara lantang.

“Pak Bupati, tolong jalan di kampung kami diperbaiki. Sudah lama rusak, dan parahnya lagi kondisi debit air sungai yang mengaliri persawahan warga mulai nampak kering dan berdampak mengalami akan kegagalan panen ” katanya dengan suara penuh harap.

Tak hanya sampai di situ saja, Ia sekaligus  mewakili aspirasi warga yang sebagian hidup dengan mengandalkan pertanian berharap jalan irigasi maupun akses jembatan diperbaiki untuk meningkatkan perekonomian, apalagi saat ini pemerintah sedang fokus pada program ketahanan pangan.

"Akses jembatan di Desa Batuagung mulai rapuh dan sangat membahayakan bagi warga yang melintas, jadi kami mohon pak bupati segera menindaklanjuti sebelum ada korban jiwa," terangnya didampingi Sekda Pemkab Tegal dan Kepala Desa Batuagung

Keluhan serupa juga datang dari kelompok petani. Mereka mengeluhkan akan sulitnya memperoleh air irigasi karena debit air yang menurun drastis. Kekhawatiran pun muncul akan kemungkinan gagal panen. Masalah drainase yang buruk, jembatan yang rusak, hingga penerangan jalan yang minim juga menjadi deretan keluhan lain yang dilontarkan warga secara langsung. 

Semua itu mencerminkan potret nyata kehidupan masyarakat desa termasuk Desa Batuagung yang masih tertinggal dalam hal infrastruktur dan fasilitas dasar. Namun, yang membuat suasana berbeda adalah respons cepat dari Bupati Ischak.

Ia tidak sekadar mendengarkan, tetapi juga langsung mengambil tindakan. “Saya minta Dinas Pekerjaan Umum turun langsung hari ini juga. Tinjau lokasi, lihat langsung kondisi di lapangan, dan siapkan langkah penanganannya. Jangan tunggu laporan di meja,” tegasnya.

Tepuk tangan spontan menggema dari warga yang hadir. Bagi mereka, pernyataan itu bukan sekadar janji. Ada harapan baru bahwa pemimpin mereka peduli dan hadir secara nyata.

Program Tilik Desa bukan hanya sekadar kunjungan kerja, tetapi menjadi ruang komunikasi dua arah antara pemerintah dan masyarakat. Di tengah keterbatasan serta tantangan birokrasi, pendekatan seperti ini menjadi angin segar dalam tata kelola pemerintahan.

Bupati Ischak mengatakan pembangunan yang tepat sasaran harus dimulai dengan mendengarkan langsung dari masyarakat. “Pemerintah tidak boleh hanya duduk di kantor. harus tahu apa yang benar-benar dibutuhkan warga, untuk diketahui akses jalan Banjaranyar-Batuagung akan segera diperbaiki dengan anggaran 3 miliar," ucap Ischak Maulana Rohman.

Desa Batuagung mungkin hanyalah satu dari puluhan desa lain di Kabupaten Tegal yang menghadapi persoalan serupa. Namun, langkah kecil yang diambil hari itu dengan kehadiran pemimpin dan komitmen nyata membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari keberanian untuk turun dan mendengar. (*)