TIMES TEGAL, JAKARTA – Serangan udara dan penembakan Israel di Gaza pada Rabu malam hingga Kamis (3/7/2025) menewaskan sedikitnya 94 warga Palestina. Sebanyak 45 di antaranya tewas saat mencoba mengakses bantuan kemanusiaan. Rumah sakit melaporkan banyak korban adalah perempuan dan anak-anak.

Kantor berita  Associated Press, Jumt (4/7/2025) memberitakan, salah satu serangan menghantam kamp pengungsi di Gaza Selatan saat para pengungsi sedang tidur. Setidaknya 13 orang dari satu keluarga, termasuk enam anak-anak, menjadi korban. Serangan lain menyasar sekolah yang dijadikan tempat pengungsian di Gaza City, menewaskan 15 orang.

Kekerasan juga terjadi di lokasi distribusi bantuan. Lima orang tewas dalam perjalanan menuju pusat distribusi makanan yang dikelola Gaza Humanitarian Foundation (GHF), lembaga bantuan baru yang didukung Israel. Sekitar 40 orang lainnya terbunuh saat menunggu truk bantuan PBB di berbagai lokasi.

Menurut saksi, tentara Israel kerap menembaki kerumunan warga yang mendekat ke pusat bantuan. Laporan dari Amnesty International menuduh Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata perang, menyebut sistem distribusi GHF sebagai “perangkap mematikan bagi warga yang kelaparan”.

Israel membantah tudingan tersebut, menuduh Amnesty menyebarkan propaganda Hamas. Israel juga menegaskan bahwa GHF dibentuk untuk menggantikan jaringan bantuan PBB, yang menurut mereka telah disusupi oleh Hamas — klaim yang dibantah oleh PBB dan lembaga bantuan lainnya.

Sejak Mei, lebih dari 500 warga Palestina tewas saat mencoba mendapatkan bantuan. Israel mengatakan telah mengizinkan lebih dari 3.000 truk bantuan masuk ke Gaza sejak 19 Mei, namun jumlah itu masih jauh dari kebutuhan harian warga.

Di tengah situasi yang memburuk, upaya gencatan senjata terus berlangsung. Jumlah korban jiwa di Gaza kini telah melebihi 57.000 orang sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023. Lebih dari separuh korban adalah perempuan dan anak-anak. Sementara itu, lebih dari 90 persen dari 2,3 juta penduduk Gaza telah terusir dari rumah mereka. (*/apnews)