https://tegal.times.co.id/
Ekonomi

Harga Sembako di Pacitan Relatif Stabil, Namun Pedagang Keluhkan Sepinya Pembeli

Rabu, 16 Juli 2025 - 13:21
Harga Sembako di Pacitan Relatif Stabil, Namun Pedagang Keluhkan Sepinya Pembeli Pantauan harga sembago di sejumlah pasar tradisional Pacitan stabil, namun pedagang keluhkan sepinya pembeli. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

TIMES TEGAL, PACITAN – Harga kebutuhan pokok di Kabupaten Pacitan dalam beberapa pekan terakhir relatif stabil. Namun, kondisi ini belum sepenuhnya membawa kabar baik bagi pedagang pasar tradisional.

Sepinya pembeli menjadi keluhan utama di tengah harga yang tak banyak bergerak. Sementara itu, beras lokal Pacitan dinilai belum layak ekspor, berbeda dengan komoditas kelapa yang justru sempat melonjak harganya karena permintaan luar negeri.

Plt Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan dan Tenaga Kerja (Disdagnaker) Pacitan, Wahyu Dwi Cahyono, saat ditemui di kantornya pada Rabu (16/7/2025) mengungkapkan beberapa catatan penting terkait kondisi perdagangan bahan pokok di Pacitan.

“Beras lokal Pacitan belum bisa ekspor. Kalau ekspor itu kelasnya premium,” jelas Wahyu.

Menurutnya, kualitas beras Pacitan sebenarnya tidak buruk, namun untuk bisa masuk pasar ekspor dibutuhkan standar tertentu yang harus dipenuhi, termasuk terkait kadar air, mutu beras, dan konsistensi pasokan.

“Itu sebenarnya tergantung permintaan sana, ada standarnya sendiri,” imbuhnya.

Ironisnya, Pacitan sendiri masih sangat bergantung pada suplai beras dari luar daerah untuk memenuhi kebutuhan warganya. “Pacitan itu buat konsumsi sendiri saja masih mengandalkan kiriman dari luar daerah,” tutur Wahyu.

Dalam kondisi demikian, intervensi harga atau pasokan sepenuhnya berada di tangan Badan Urusan Logistik (Bulog). “Yang bisa intervensi ya Bulog,” tegasnya.

Pedagang Keluhkan Sepi, Minyakita Masih Dijual di Atas HET

Selain soal beras, Wahyu mengungkapkan keluhan pedagang pasar yang masih sepi pembeli. Lesunya daya beli ini tampaknya belum banyak terangkat meskipun harga mayoritas komoditas tidak mengalami lonjakan berarti.

“Semua pedagang di Pacitan mengeluh pembeli lesu,” ucap Wahyu.

beras-2.jpg

Khusus untuk Minyakita, distribusi stok dari Bulog masih menahan harga di tingkat Harga Eceran Tertinggi (HET), yakni Rp15.700 per liter. Namun demikian, ia tidak menampik adanya pedagang yang menjual di atas HET.

“Minyakita yang dari kios resmi dari Bulog masih di HET Rp15.700. Masih ada yang jual Rp17.500 tapi pedagang ambil dari sales,” ungkapnya.

Wahyu mengatakan pihaknya sudah mengajukan tambahan stok Minyakita agar lebih banyak kios menjual sesuai HET. “Kami ajukan tambahan stok Minyakita, tapi belum realisasi. Coba nanti kami akan komunikasi lagi,” jelasnya.

Harga Kelapa Sempat Naik Karena Ekspor ke China

Di sisi lain, ada sedikit dinamika positif pada komoditas kelapa. Dalam beberapa minggu terakhir harga kelapa sempat naik, dipicu adanya permintaan untuk ekspor ke China.

“Kelapa sempat naik harganya selama beberapa minggu ini. Karena ada permintaan dari luar untuk ekspor ke China. Kalau di Pacitan ada yang ngambil dari luar daerah,” terang Wahyu.

Meski tidak secara langsung dari kebun Pacitan, keberadaan pengepul yang mengambil kelapa dari wilayah lain melalui Pacitan sedikit menggerakkan pasar. Namun kondisi ini bersifat temporer karena permintaan ekspor tidak stabil.

Update Harga di Pasar Pacitan

Berdasarkan data Disdagnaker Pacitan per Rabu (16/7/2025), harga sejumlah bahan pokok di pasar tradisional seperti Pasar Minulyo tercatat masih stabil. Berikut beberapa daftar harga sembako terbaru:

  • Beras kualitas medium: Rp13.250/kg (tetap)
  • Daging ayam ras: Rp34.000/kg (tetap)
  • Telur ayam ras: Rp26.666/kg (tetap)
  • Bawang merah: Rp44.333/kg (tetap)
  • Cabai merah besar: naik dari Rp34.333 menjadi Rp34.666/kg
  • Cabai merah keriting: Rp37.666/kg (tetap)
  • Cabai rawit merah: Rp60.000/kg (tetap)
  • Cabai rawit hijau: naik dari Rp34.000 menjadi Rp34.333/kg
  • Minyak goreng curah: Rp16.650/liter (tetap)
  • Gula pasir curah: Rp16.000/kg (tetap)
  • Bawang putih honan: naik dari Rp29.666 menjadi Rp30.000/kg
  • Bawang putih kating: Rp38.000/kg (tetap)
  • Daging sapi: Rp130.000/kg (tetap)

Kenaikan pada beberapa komoditas seperti cabai merah besar dan bawang putih honan lebih disebabkan oleh peningkatan permintaan dan faktor cuaca yang mempengaruhi produksi.

Upaya Pemerintah Kendalikan Inflasi

Menghadapi potensi kenaikan harga, Pemerintah Kabupaten Pacitan mengaku terus melakukan pemantauan harga dan stok di lapangan. Menurut Wahyu, langkah ini penting untuk memastikan kebutuhan warga tetap tersedia.

Selain itu, pihaknya juga rutin memberikan edukasi kepada para pedagang agar menjual sesuai HET, mengingat sebagian masyarakat masih rentan dengan kenaikan harga. “Kami mengedukasi pedagang untuk menjual barang dagangan sesuai dengan HET,” tegas Wahyu.

Sejumlah langkah antisipasi lainnya yang dilakukan Pemkab Pacitan antara lain mengadakan operasi pasar, memonitor distribusi bahan pokok, serta mengimbau masyarakat agar tidak melakukan panic buying atau menimbun bahan pokok.

Dalam hal dukungan anggaran, alokasi belanja operasi pasar pada Dinas Perdagangan Pacitan tercatat sebesar Rp37 juta lebih, dengan realisasi hingga saat ini mencapai Rp35 juta lebih.

Harapan ke Pemerintah Pusat

Wahyu juga menuturkan beberapa masukan yang akan disampaikan ke pemerintah pusat terkait pengendalian inflasi. Salah satunya adalah mendorong program pembelian barang lokal agar sektor produksi daerah ikut terangkat.

“Kami juga berharap pemerintah pusat terus memonitor dan mengevaluasi distribusi bahan pokok, supaya jalur distribusi aman dan harga tidak melonjak,” tandasnya.

Selain itu, penting untuk memastikan program stabilisasi harga benar-benar menyentuh masyarakat bawah, sehingga upaya menjaga inflasi tetap terkendali dapat berjalan optimal.

Secara umum, harga sembako di Pacitan memang relatif stabil dalam beberapa pekan terakhir. Namun di balik kestabilan angka-angka tersebut, masih terpatri kekhawatiran pedagang akan daya beli masyarakat yang belum pulih pasca tekanan ekonomi beberapa waktu terakhir.

Sementara untuk jangka panjang, pemerintah daerah berharap kualitas beras Pacitan dapat terus ditingkatkan sehingga suatu hari mampu menembus pasar ekspor layaknya kelapa yang sempat diminati China. Harapannya, ini bisa ikut mendongkrak kesejahteraan petani dan pedagang tradisional Pacitan. (*)

Pewarta : Yusuf Arifai
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Tegal just now

Welcome to TIMES Tegal

TIMES Tegal is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.