https://tegal.times.co.id/
Berita

Launching Buku Navigasi Perubahan NU dan Pesantren, Gus Yahya: Tiga Matra Gerakan Strategis NU

Sabtu, 15 November 2025 - 09:26
Launching Buku Navigasi Perubahan NU dan Pesantren, Gus Yahya: Tiga Matra Gerakan Strategis NU Para penulis menyerahkan buku 'Menavigasi Perubahan NU dan Pesantren' kepada Ketum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, saat launching buku. (Foto: dok for TIMES Indonesia)

TIMES TEGAL, JAKARTA – Sebuah buku berjudul 'Menavigasi Perubahan NU dan Pesantren' telah dilaunching Jumat (14/11/2025) siang, yang dilanjutkan dengan diskusi buku dalam Forum Kramat yang digelar di Plaza PBNU, Jl. Kramat Raya, Jakarta. 

Hadir dalam kesempatan itu, Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf dan sejumlah jajarannya, serta empat pembicara diskusi, yakni pengamat politik Islam, Prof. Fachri Ali, Intelektual NU, Helmy Ali Yafie dan Sekretaris Badan Litbang-Diklat Kementerian Agama RI, Prof. Ahmad Zainul Hamdi. 

Buku 337 halaman itu ditulis oleh 10 pakar dan aktivis NU sebagai syarah atas 2 matan tulisan Gus Yahya tentang NU dan Pesantren. Tulisan pertama berjudul 'Peta Masalah Dunia Pesantren', dan yang kedua 'Konsolidasi, Sebuah Keharusan bagi NU'. 

Kata pengantar ditulis oleh Ketua PBNU, Prof. Rumadi Ahmad, yang dalam kesempatan itu memberikan sambutan dan menyerahkan buku syarah ini secara simbolis kepada Gus Yahya di hadapan seratusan peserta diskusi.

Menurut Gus Yahya, buku ini penting sebagai navigasi agar NU bergerak secara strategis, tidak hanya ada tanpa posisi dan peran strategis untuk menyelesaikan masalah keagamaan dan kebangsaan. 

Bergerak Strategis itu, menurut Gus Yahya, NU Harus bisa merumuskan visi yang akan dituju, bisa mengelola keadaan untuk mencapai tujuannya, serta mampu bertindak strategis untuk menggerakkan lingkungan di sekitarnya demi mewujudkan visi.

"Kalau NU tidak bisa bertindak dan bergerak secara strategis, maka keberadaan NU tidak akan dianggap, wujuduhu ka adamihi, dan itu bukan pilihan kita," tegasnya.

Launching-Buku-PBNU-2.jpg

Dalam tulisan matan yang ditulisnya dalam buku ini, Gus Yahya mengajukan tiga matra konsolidasi sebagai sebuah keharusan bagi NU, untuk mewujudkan target bergerak secara strategis. Tiga matra itu, adalah konsolidasi tata kelola, konsolidasi Sumber daya dan konsolidasi agenda.

Konsekuensinya, lanjut gus Yahya, PBNU membuat aturan main bahwa setiap tindakan atas nama NU harus mengikuti aturan dan prosedur demi menjaga integritas dan martabat NU. "Dan ini, pasti menimbulkan keluhan yang harus dihadapi dengan kepala dingin," tambahnya.

Dalam tulisan matan tentang peta masalah pesantren, Gus Yahya menyoroti perlunya integrasi pesantren ke dalam sistem untuk menghadapi masalah, dengan menempatkan pesantren ke dalam tiga klaster utama. 

Ketiga klaster itu adalah klaster pesantren sebagai lembaga pendidikan, pesantren sebagai pilar komunitas dan terakhir kaitan pesantren dengan NU. 

"Kita harus melihat secara akurat, komfigurasi dari problematika yang dihadapi pesantren melalui tiga hal ini," ungkapnya, sambil mengajukan perlunya transformasi pengelolaan pesantren melalui governing system melalui standarisasi dalam hal infrastruktur, kurikulum, SDM dan tata kelola pesantren.

Buku Menavigasi Perubahan NU dan Pesantren melibatkan 10 penulis, untuk mensyarahi dua tulisan matan pemikiran Gus Yahya. Masing-masing, Ahmad Suaedy menulis abad kedua NU dan transformasi digital, Ahmad Zainul Hamdi tentang peta masalah NU, Hasanudin Ali menulis tantangan sumber daya NU, Ahsanul Minan tentang Konsolidasi Agenda program NU dan Abdul Moqsith Ghozali tentang pengambilan keputusan hukum Islam di lingkungan NU. 

Sementara, syarah navigasi Perubahan Pesantren, ditulis oleh Badiul Hadi tentang politik anggaran pesantren, Marzuki Wahid tentang desain pendidikan pesantren, Basnang Said soal politik rekognisi pesantren, Nur Rofiah seputar kekerasan di pesantren dan Hisbullah Satrawi tentang kemandirian pesantren.

Penulis kata pengantar, Rumadi Ahmad berharap buku ini bisa jadi bahan diskusi oleh aktivis dan pengurus NU, di lembaga, badan otonom atau di tingkat kepengurusan di tingkat PBNU, PWNU, PCNU hingga ranting. 

Dia berharap buku ini bisa menjadi penunjuk arah atau navigasi bagi NU dan Pesantren dalam menghadapi multi perubahan. 

"Terima kasih kepada semua pihak, khususnya para penulis syarah yang memungkinkan kita bisa melihat secara lebih jelas perubahan apa yang harus dihadapi NU dan pesantren bagimana mengantisipasinya," lanjut Rumadi. (*)

Pewarta : Ahmad Nuril Fahmi
Editor : Yatimul Ainun
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Tegal just now

Welcome to TIMES Tegal

TIMES Tegal is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.